Beranda > Kesehatan > Sekilas Tentang Penyakit Asma

Sekilas Tentang Penyakit Asma


Sekilas Tentang Penyakit Asma

Oleh: dr. M Faiq Sulaifi

Penyakit asma atau mengi atau bengek memiliki nama ilmiah Asthma Bronchiale.

Definisi asthma bronchiale harus mencakup 3 komponen yaitu:

  1. Inflamasi (peradangan) kronis pada jalan nafas
  2. Kepekaan yang tinggi pada saluran bronchial
  3. Obstruksi (pembuntuan) jalan nafas yang bersifat reversibel

Dengan batasan atau definisi asthma di atas kita akan mudah memahami patofisiologi dan menentukan diagnosa asthma.

Gambar: saluran napas bagian bawah

Inflamasi pada bronkus dan bronkiolus

Pada keadaan normal bronkus memiliki beberapa komponen:

  1. Otot-otot polos bronkus yang bisa menyempitkan saluran napas (bronkokonstriksi) dan melebarkannya (bronkodilatasi)
  2. Sel-sel epitel yang bersilia pada permukaan bronkus. Silia bisa bergerak-gerak untuk menyaring udara. Ketika ada banyak kotoran atau debu terjadilah reflex batuk.
  3. Kelenjar bronchial yang dapat mengeluarkan mucus atau cairan.

Pada saat serangan asthma, terjadilah inflamasi (peradangan) pada bronkus dan bronkiolus. Berikut patofisiologi inflamasi asthma:

  1. Otot-otot bronkus menyempit (vasokonstriksi) sehingga pada auskultasi (pemeriksaan dengan stetoskop) terdengar bunyi wheezing (yaitu ngik-ngik) serta ekspirasi memanjang
  2. Terjadi pembengkakan (edema) mukosa bronkus sehingga penderita merasa sesak. Zat-zat radang seperti histamin, leukotrien, serotonin banyak ditemukan di daerah edema
  3. Kelenjar bronchial banyak mengeluarkan secret cairan mukosa sehingga lendir dan dahak banyak dihasilkan oleh penderita asma
  4. Banyaknya lendir menyulitkan pergerakan silia sehingga menyebabkan batuk

Gambar: patofisiologi terjadinya asthma

Meningkatnya Kepekaan pada Saluran Bronkial

Pada orang asthma saluran bronchial menjadi sangat sensitive terhadap berbagai iritan (bahan pengiritasi) termasuk infeksi, udara dingin, udara panas, stres dan alergi baik makanan, debu, bulu binatang maupun pollen (serbuk sari).

Berikut ini adalah daftar bahan-bahan yang dapat memicu serangan asthma:

Berikut ini adalah beberapa allergen yang memicu serangan asthma pada anak-anak:

Pembuntuan Jalan Nafas yang Reversibel

Sebagai konsekuensi klinis dari adanya inflamasi jalan nafas dan tingginya kepekaan jalan napas terhadap berbagai pencetus maka akan timbul obstruksi bronkial yang reversibel.

Diagnosis Asthma Bronkiale

Diagnosis asthma ditegakkan berdasarkan histori (riwayat penyakit) dan pemeriksaan klinis.

Histori (Riwayat Penyakit)

Pada histori ditanyakan riwayat alergi pada pasien dan keluarganya. Kemudian ditanyakan (what, who, where, when, dan how) apakah pernah ada serangan seperti ini? Serangan pada waktu sore atau malam? Sehabis makan apa? Seberapa sering? Di mana biasanya serangan muncul? Di rumah, di tempat kerja ataukah di ladang?

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan fisik sangat penting untuk menegakkan diagnosis asthma. Pemeriksaan didasarkan pada symptom dan sign. Symptom adalah gejala yang merupakan keluhan pasien seperti batuk, sesak napas dan sebagainya. Sedangkan sign adalah tanda yaitu temuan dari pemeriksaan dokter seperti wheezing, ekspirasi memanjang, napas cepat (> 20 kali/menit pada dewasa), prominensi otot sternocleidomastoideus dan sebagainya.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan asthma dibagi 2 yaitu penanganan pada serangan asthma akut dan manajemen penanganan asthma stabil.

Terapi Serangan Akut

Bronkodilator yaitu obat-obat yang menyebabkan relaksasi otot polos bronkus  seperti golongan ß agonis seperti salbutamol, terbutalin dan ipratropium bromide. Untuk yang terakhir ini (ipratropium bromide) memiliki beberapa keunggulan selain sebagai bronkodilator ia dapat menurunkan angka hospitaisasi pasien. Salbutamol dapat diberikan secara nebulizer (diuapkan) yaitu 2,5-5 mg salbutamol dalam 2,5 ml normal salin. Bronkodilator selain ß agonis adalah golongan teofilin seperti aminofilin dapat diberikan secara bolus intravena dengan pelan (jangan kurang dari 10 menit) atau dalam drip infusan Dekstrosa 5%.

Kemudian terapi oksigenasi untuk membantu pernapasan. Penyebab kematian pada asthma adalah gagal napas sekunder akibat hipoksia. Oksigenasi menggunakan slang masker agar saturasi O2 bisa mencapai lebih dari 90%.

Kemudian terapi kortikosteroid sebagai anti-inflamasi. Bisa diberikan prednison per-oral atau metilprednisolon dalam injeksi intravena. Dosis hendaknya diindividualisasi pada setiap pasien. Dapat juga dicoba kortikosteroid inhalasi yaitu beclometasone dipropionate.

Dapat pula diberikan kromolin sebagai stabilisasi membran Mast-Cell, sebuah sel yang berperan pada reaksi alergi.

Untuk keluhan batuk diberikan golongan mukolitik (pemecah lendir mukus) seperti bromheksin, ambroksol dan asetil-sistein. Ini sangat bagus pada kasus obstruksi jalan nafas karena di antara sebab kematian pasien asthma adalah adanya pembuntuan oleh mucous yang mengental pada saluran bronkial.

Manajemen Penanganan Asthma yang Stabil

Ini melibatkan berbagai disiplin ilmu dan ahli: dokter sebagai klinisi, perawat spesialis asthma, ahli fisioterapi, ahli farmasi, dietician untuk menentukan alergi makanan, badan penanggulangan rokok dan dampaknya (kayaknya di Indonesia masih belum ada).

Edukasi Penderita

Pasien hendaknya diberitahukan bagaimana dirinya bisa menangani dan meminimalisasi penyakitnya. Minimal diberitahu tentang:

  1. Cara penggunaan obat inhalasi yang benar
  2. Kepatuhan pada obat yang diresepkan
  3. Menghindari faktor pencetus dan alergen
  4. Kemampuannya menggunakan alat pengukur (peak flow meter) untuk memonitor penyakitnya

Semoga tulisan ini bermanfaat. Amien.

Buku bacaan:

  1. Atlas of Farmacology
  2. Atlas of Pathophysiology
  3. Asthma: Atlas of Investigation
  1. richa
    Maret 23, 2010 pukul 10:46 am

    Assalam..
    sy mau tanya,minum obat seperti neo napacin pa bisa membuat ketagihan? Lalu pa yang sebaiknya dilakukan ketika sedang kambuh?
    Tks
    Wassalam

    • Maret 24, 2010 pukul 5:27 pm

      Bismillah
      Neonapacin berisi efedrin dan aminofilin. kedua-duanya bisa menimbulkan ketagihan dan tidak apa2 jika dikonsumsi ketika sedang kambuh.
      Ketika seseorang sesak nafas maka ia harus mmriksakan ke dokter untuk ditentukan apakah asma kardiale (asma karena gagal jantung) ataukah asma bronkiale (sesak karena penyempitan bronkus). Aminofilin sangat aman untuk keduanya sedangkan efedrin tidak aman bagi orang dengan gagal jantung.

  2. Juli 31, 2010 pukul 9:44 pm

    saya kaget banget saat pacar saya didiagnosis menderita asma, walawpun saya awam banget ttg hal” kedokteran tapi saya agak ga percaya.. Emangnya dokter bsa langsung diagnosis gitu tanpa ada pemeriksaan lab ataw apa gitu ya..?
    Terimakasih

    • Agustus 1, 2010 pukul 10:45 am

      Penyakit Asma sudah bisa didiagnose hanya dengan pemeriksaan fisik saja. Stetoskop kita diletakkan di dada pasien kmdian kita akan mendengar bunyi wheezing. untuk mmbedakannya dgn asma jantung, dilihat ada nggak pembesaran vena leher. Kalau tdk ada berarti asma bronkiale.

  3. Rizky
    November 1, 2010 pukul 10:58 pm

    adik saya masih berumur 8 tahun, tapi sejak sebelum umur 8 th, (saya lupa tepatnya umur brp) selalu mengalami batuk-batuk hingga kadang muntah. itu pun batuk2nya di tempat2 tertentu dan waktu2 tertentu saja.
    apa adik saya itu didiagnosa mengidap asma?
    dlm riwayat klg saya tdk ada yg mengidap asma, jika memang adik saya mengidap asma, penyakit itu bisa hilang kan dok?
    terima kasih sebelumnya atas jawaban dokter.

    • November 2, 2010 pukul 8:26 am

      Bismillah. Penyakit tersebut adalah penyakit alergi. Manifestasi alergi bs berupa asma, rinitis alergika (pilek alergi), ataupun urtikaria (biduran). Untk menegakkan diagnosa asma, selain ada batuk harus didapatkan penyempitan bronkus dan ekspirasi yang memanjang. penyempitan bronkus/bronkiolus ditandai dengan suara ngik-ngik pd stetoskop.
      Utk menetukn alergi apa, perlu tes alergi spt prick test yg dilakukan olh spesialis THT atau internist dsb. kalo dilihat dr waktunya sptny adik Anda trkena alergi dingin dan/atau debu.
      Reaksi alergi bisa dimanipulasi dng reaksi infeksi spt pemberian Probiotik (yakult dsb).

      • Rizky
        November 2, 2010 pukul 5:25 pm

        Jadi seharusnya adik saya diperiksakan di dokter THT dok untuk kasus ini?
        karena sebelumnya, adik saya pernah diperiksakan di spesialis penyakit dalam, adik saya divonis menderita asma. namun ortu saya tidak percaya, jadi jg memeriksakan ke dokter lainnya yg mengatakn bahwa adik saya menderita alergi spt yg dokter sampaikan,
        karena sampai skr batuk2 itu masih saja terjadi, dan ortu saya sudah mulai agak risih dengan itu (karena jika batuknya agak parah, pasti adik saya akan muntah), saya menyarankan untuk diperiksakan di Lab. Apa saran saya itu sudah benar?
        atau dokter menyarankan yg lain?
        terima kasih sebelumnya Dok, maaf merepotkan

  4. Mei 19, 2013 pukul 4:00 am

    dok dulu waktu saya masih kecil menderita asma…
    namun sudah lebih dari 10th hilang penyakit tsb, namun sekarang penyakit asma dtg kembali….
    sudah 3x saya mendapat kan seranga asma hingga harus dirawat dirumah sakit…
    apa bisa penyakit asma sembuh total dok???
    kalau bisa apa obat nya dok???? thx

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar